Manfaat kupu-kupu dalam ekosistem sangat penting. Tak hanya
sebagai serangga penyerbuk, kupu-kupu juga menjadi indikator lingkungan sehat
dan digunakan peneliti untuk memantau perubahan iklim, serta sebagai pengendali
hama dan mengurangi polusi udara.
Kupu-kupu menjadi salah satu kelompok serangga yang paling banyak dipelajari. Namun sejarah evolusi dan asal keanekaragaman kupu-kupu, sayangnya tidak dipahami dengan baik. Dalam sebuah studi baru, peneliti akhirnya mengungkapkan salah satu misteri kupu-kupu, yakni asal serangga tersebut. Dikutip dari Nature, Jumat (30/6/2023) studi genom menunjukkan bahwa kupu-kupu berasal dari tempat yang sekarang menjadi Amerika Utara bagian barat atau Amerika Tengah. Dalam studi tersebut tim peneliti internasional mengurutkan 391 gen dari hampir 2.300 spesies kupu-kupu, diambil sampelnya dari 90 negara dan 28 koleksi spesimen.
Tim kemudian menciptakan pohon filogenetik kupu-kupu yang
mewakili 92 persen dari semua genera untuk mengetahui asal kupu-kupu. "Ini
merupakan studi tersulit yang pernah saya ikuti, dan butuh upaya besar-besaran
dari orang-orang di seluruh dunia untuk menyelesaikannya," kata Dr. Akito
Kawahara, penulis utama studi dari Florida Museum of National History.
Pasalnya, seperti dilansir Sci-News ada sekitar 19.000 spesies kupu-kupu di
Bumi ini. Menyatukan sejarah 100 juta tahun kelompok tersebut tentu membutuhkan
informasi tentang distribusi dan tanaman inang mereka. Tim menemukan bahwa
kupu-kupu berasal dari nenek moyang ngengat herbivora yang nokturnal.
Penyebaran kupu-kupu Analisis juga berhasil menunjukkan
kupu-kupu tersebar dari Amerika ke daerah tropis melalui Beringia, lanskap
Arktik sekitar 75 juta tahun yang lalu. “Kupu-kupu pertama kali muncul di suatu
tempat di Amerika Utara bagian tengah dan barat,” kata para peneliti. Dari situ
mereka terus menyebar dengan melalui perjalanan jauh, bahkan hingga ke India yang
saat itu merupakan pulau terkecil yang dipisahkan oleh laut lepas. Ada
kemungkinan kupu-kupu pernah hidup di Antartika ketika suhu global lebih
hangat. Sementara Eropa tidak memiliki banyak spepsies kupu-kupu dibandingkan
dengan belahan dunia lain.
Begitu kupu-kupu menjadi mapan, mereka dengan cepat melakukan
diversifikasi bersama inang tanaman mereka. Serangga awal ini memakan rumput
dan kacang-kacangan, dua keluarga tanaman yang tersebar secara geografis serta
tidak memiliki bahan kimia pertahanan yang kuat. Sifat tersebut memungkinkan
kupu-kupu tetap berasosiasi dengan tanaman ini selama jutaan tahun. Data
molekuler, tanaman inang, dan geografis dalam penelirian ini pun dapat
memberikan dasar untuk analisis komparatif kupu-kupu di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar