Selasa, 09 Maret 2021

HINDARI PELECEHAN, CAPUNG BETINA PURA PURA MATI

 

Dalam dunia hewan, untuk melangsungkan kehidupannya hewan memiliki mekanisme adaptasi terhadap lingkungannya.  Umumnya adaptasi dilakukan untuk merespon perubahan lingkungan atau bertahan hidup.  Secara umum adaptasi hewan terbagi atas adaptasi morfologi (bentuk tubuh), adaptasi fisiologi (fungsi tubuh), dan adaptasi perilaku.  Salah satu bentuk adaptasi perilaku adalah thanatosis (perilaku pura-pura mati).  Pada hewan thanatosis adalah perilaku adaptif sebagai mekanisme pertahanan dalam menjaga kelangsungan hidupnya.  Umumnya perilaku thanatosis digunakan untuk menyelamatkan diri dari pemangsaan misalnya pada burung (Cyanocitta cristata), yang berpura-pura mati ketika bertemu predator. Namun sebaliknya perilaku ini juga digunakan oleh hewan untuk mendapatkan mangsanya, misalnya dilakukan oleh ikan (Nimbochromis livingstonii) dan kumbang (Claviger tertaceus) yang berpura-pura mati untuk mendapatkan mangsanya.  Perilaku thanatosis tidak hanya berlaku pada interaksi hewan terhadap spesies lainnya, namun perilaku ini juga digunakan oleh beberapa hewan individu jantan untuk menghindari pemangsaan dari pasangannya (kanibalisme seksual).  Thanatosis secara seksual adalah salah satu perilaku paling langka di alam.  Perilaku thanatosis pada pasangan kawin hewan telah dikenal pada laba-laba dan belalang sembah.  Pada kedua hewan tersebut, individu jantan akan dimangsa oleh pasangan betinanya sesaat setelah terjadinya kopulasi (sanggama).

Senin, 08 Maret 2021

TROIDES HELENA, SATWA EKSOTIK DIKALANGAN KOLEKTOR SERANGGA

 

Pernahkah kalian melihat kupu-kupu ini?

Kalau ada yang pernah melihatnya, mungkin kamu bisa terpilih sebagai duta konservasionis: yahh.. sebagai masyarakat awam mungkin melihat kupu-kupu ini sama saja seperti kupu-kupu biasa pada umumnya yang terbang disekitaran kita, padahal kupu-kupu satu ini sebagai satwa eksotik yang dilindungi keberadaannya.

Kupu-kupu ini sering ditemukan dalam perdagangan satwa liar karena popularitasnya di kalangan kolektor kupu-kupu.  Karena bisa mengancam populasi dari kupu-kupu, maka kupu-kupu dengan jenis Troides helena dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 106 tahun 2018 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, tercantum dalam Appendix II CITES, dan status Least Concern (LC) dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List

Minggu, 07 Maret 2021

BERTEMU ULAR HITAM. PERTANDA?

 

Desa Bulili merupakan salah satu Desa yang berada di Wilayah Kecamatan Nokilalaki Kabupaten Sigi yang berbatasan langsung dengan wilayah administrasi taman nasional lore lindu. Masyarakat di Desa Bulili terfokus di bidang pertanian dan perkebunan yang merupakan potensi unggulan. Komoditas kakao, jagung, singkong, kemiri dan tanaman hortikultura sangat dominan didukung oleh lahan yang subur, iklim yang baik serta kemampuan petani dalam bidang pertanian yang memadai.

Saat ini komoditas kakao tidak produktif lagi menghasilkan buah sehingga masyarakat pemilik kebun lebih mengandalkan kemiri dalam pemenuhan kebutuhan perekonomian keluarga. Kemiri yang telah menghasilkan buah yang siap panen akan berjatuhan dengan sendirinya yang kemudian dikumpulkan oleh sang pemilik kebun.

Ketika sedang mengumpulkan buah kemiri yang berserakan disekitar pohonnya, pemilik kebun sekaligus penulis bersama rekan yang juga anggota Rimpala Gagas (Syarif) dikejutkan dengan seekor ular di salah satu ranting pohon kemiri. Karena penasaran akan jenis ular tersebut maka rekan penulis (Syarif) berusaha untuk menangkap ular tersebut dengan menggunakan ranting pohon sebagai tongkat agar terhindar dari gigitan ular tersebut. Usaha untuk menangkap ular tersebut akhirnya gagal karena merasa terancam sehingga ular tersebut melebarkan kepalanya menyerupai sendok. Melihat reaksi ular ketika terancam dapat dipastikan bahwa jenis ular tersebut adalah kobra. Ular dengan corak atau warna tubuh yang hitam legam ini masyarakat lokal menyebutnya dengan ular hitam.