Dalam dunia hewan, untuk melangsungkan kehidupannya hewan memiliki mekanisme adaptasi terhadap lingkungannya. Umumnya adaptasi dilakukan untuk merespon perubahan lingkungan atau bertahan hidup. Secara umum adaptasi hewan terbagi atas adaptasi morfologi (bentuk tubuh), adaptasi fisiologi (fungsi tubuh), dan adaptasi perilaku. Salah satu bentuk adaptasi perilaku adalah thanatosis (perilaku pura-pura mati). Pada hewan thanatosis adalah perilaku adaptif sebagai mekanisme pertahanan dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Umumnya perilaku thanatosis digunakan untuk menyelamatkan diri dari pemangsaan misalnya pada burung (Cyanocitta cristata), yang berpura-pura mati ketika bertemu predator. Namun sebaliknya perilaku ini juga digunakan oleh hewan untuk mendapatkan mangsanya, misalnya dilakukan oleh ikan (Nimbochromis livingstonii) dan kumbang (Claviger tertaceus) yang berpura-pura mati untuk mendapatkan mangsanya. Perilaku thanatosis tidak hanya berlaku pada interaksi hewan terhadap spesies lainnya, namun perilaku ini juga digunakan oleh beberapa hewan individu jantan untuk menghindari pemangsaan dari pasangannya (kanibalisme seksual). Thanatosis secara seksual adalah salah satu perilaku paling langka di alam. Perilaku thanatosis pada pasangan kawin hewan telah dikenal pada laba-laba dan belalang sembah. Pada kedua hewan tersebut, individu jantan akan dimangsa oleh pasangan betinanya sesaat setelah terjadinya kopulasi (sanggama).