Desa
Bulili merupakan salah satu Desa yang berada di Wilayah Kecamatan Nokilalaki
Kabupaten Sigi yang berbatasan langsung dengan wilayah administrasi taman
nasional lore lindu. Masyarakat di Desa Bulili terfokus di bidang pertanian dan
perkebunan yang merupakan potensi unggulan. Komoditas kakao, jagung, singkong,
kemiri dan tanaman hortikultura sangat dominan didukung oleh lahan yang subur,
iklim yang baik serta kemampuan petani dalam bidang pertanian yang memadai.
Saat
ini komoditas kakao tidak produktif lagi menghasilkan buah sehingga masyarakat
pemilik kebun lebih mengandalkan kemiri dalam pemenuhan kebutuhan perekonomian
keluarga. Kemiri yang telah menghasilkan buah yang siap panen akan berjatuhan
dengan sendirinya yang kemudian dikumpulkan oleh sang pemilik kebun.
Ketika sedang mengumpulkan buah kemiri yang berserakan disekitar pohonnya, pemilik kebun sekaligus penulis bersama rekan yang juga anggota Rimpala Gagas (Syarif) dikejutkan dengan seekor ular di salah satu ranting pohon kemiri. Karena penasaran akan jenis ular tersebut maka rekan penulis (Syarif) berusaha untuk menangkap ular tersebut dengan menggunakan ranting pohon sebagai tongkat agar terhindar dari gigitan ular tersebut. Usaha untuk menangkap ular tersebut akhirnya gagal karena merasa terancam sehingga ular tersebut melebarkan kepalanya menyerupai sendok. Melihat reaksi ular ketika terancam dapat dipastikan bahwa jenis ular tersebut adalah kobra. Ular dengan corak atau warna tubuh yang hitam legam ini masyarakat lokal menyebutnya dengan ular hitam.
Untuk
mengetahui jenis suatu satwa pasti akan membutuhkan identifikasi secara
morfologi dan anatomi namun ular yang ditemukan tidak dapat ditangkap dan
dilakukan identifikasi secara detail sehingga menyulitkan dalam menentukan
jenisnya. Terdapat dua dugaan mengenai jenis ular tersebut, apakah jenis kobra
atau king kobra..?Ular hitam (dilingkari merah) dalam posisi siaga terhadap ancaman
Besar
kemungkinan jenis ular tersebut berasal dari genus Naja, yaitu jenis kobra.
Berbeda halnya dengan king kobra dengan genus Ophiophagus dan satu-satunya
spesies dari genus ini. Ular kobra dan king kobra berasal dari genus yang
berbeda namun masyarakat lokal lebih
kenal dengan sebutan kobra. Ciri-ciri yang mencolok dari ular yang ditemukan
memiliki panjang tubuh sekitar 1,5 meter, warna hitam yang mendominasi dan
memiliki corak atau warna putih dengan bintik keabu-abuan disekitar leher. Hal
yang paling mendasar untuk menentukan jenis ular tersebut adalah ular kobra
yakni pada saat hendak ditangkap ular tersebut mengembangkan lehernya
menyerupai sendok, hal itu terjadi apabila merasa terganggu dan terancam dari
predator bahkan manusia.
Uniknnya,
terdapat mitos yang beredar mengenai ular kobra atau masyarakat lokal
menyebutnya ular hitam. Masyarakat lokal menyakini bahwa barangsiapa yang
bertemu ular hitam atau kobra yang kemudian melukai bahkan membunuh ular
tersebut maka akan mengalami sakit bahkan kematian. Hal tersebut menjadi
penyebab ular kobra menjadi disakralkan sehingga masyarakat takut atas
kehadiran ular ini.
(Risman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar