Taman safari di San Diego, Amerika Serikat
baru saja kehilangan seekor badak putih utara yang berumur 44 tahun. Dinamai
Angalifu, kematiannya menyisakan spesiesnya itu tinggal berjumlah lima ekor di
dunia.
"Kematian Angalifu benar-benar suatu
kehilangan besar untuk kita semua, seperti selangkah lebih dekat dengan
kepunahan dari spesies menakjubkan ini," ujar kurator Taman Safari San
Diego, Randy Rieches.
Selama ini, guna berupaya melestarikan
spesiesnya, tim konservasi selalu berharap Angalifu bisa kawin dengan badan
putih utara betina yang diberi nama Nola. Namun, keduanya tak kunjung
menghasilkan keturunan.
Jumlah spesies ini kini tinggal lima ekor,
yaitu Nola di San Diego, satu ekor di kebun binatang Ceko, dan tiga lainnya di
cagar alam Kenya.
Ternyata, pekan lalu petugas cagar alam di
Kenya mengumumkan bahwa satu badak jantan dan dua betina di sana tidak akan
berkembang biak secara alami, malah akan mencoba fertilisasi in-vitro.
Badak putih terdiri dari dua macam spesies,
badak putih utara dan badak putih selatan. Dulunya, spesies selatan diprediksi
akan punah pada abad 19, namun populasi kecil spesies ini ditemukan di Afrika
Selatan. Kemudian upaya konservasi membuat populasinya bertahan hingga saat
ini. Menurut data WWF jumlahnya mencapai 20 ribu ekor. Sedangkan spesies utara, di tahun 1960 masih
berjumlah dua ribu yang kebanyakan bersemayam di Afrika Tengah dan Selatan.
Nasib spesies utara tidak bagus, karena
menjadi sasaran para pemburu tidak bertanggung jawab. Banyak yang percaya bahwa
cula badak mampu menyembuhkan penyakit, khususnya untuk pengobatan tradisional
di Asia.
(Hani
Nur Fajrina, CNN Indonesia)
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20141216131808-199-18443/tinggal-5-ekor-badak-putih-utara-terancam-punah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar